Sabtu, 13 Mei 2017

Tugas Tutorial 3

Koordinat kartesius (1,√3)
jarak titik ke pusat =√1^2+(√3)^2
=√1+3
=2
cos sudut =x/r
=1/2
sudut = 60°
jadi koordinat kutub nya (2,60°)

Klasifikasi anak tunagrahita menurut AAMD (American Assosiation on Mental Deficiency) dan PP No. 72 tahun 1991 dalam Amin (1995:22-24) klasifikasi anak tunagrahita terbagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut :

    Tunagrahita ringan

Mereka yang termasuk dalam kelompok ini meskipun kecerdasannya dan adaptasi sosialnya terhambat, namun mereka mempunyai kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik, penyesuaian sosial dan kemampuan bekerja.

    Tunagrahita sedang

Anak tunagrahita sedang memiliki kemampuan intelektual umum dan adaptasi perilaku di bawah tunagrahita ringan. Mereka dapat belajar keterampilan sekolah untuk tujuan-tujuan fungsional, mencapai suatu tingkat “tanggung jawab sosial” dan mencapai penyesuaian sebagai pekerja dengan bantuan.

    Tunagrahita berat dan sangat berat

Anak yang tergolong dalam kelompok ini pada umumnya hampir tidak memiliki kemampuan untuk di latih mengurus diri sendiri melakukan sosialisasi dan bekerja. Di antara mereka (sampai batas tertentu) ada yang dapat mengurus diri sendiri dan dapat berkomunikasi secara sederhana serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya yang sangat terbatas.

Kebutuhan pembelajaran anak tunagrahita ringan dapat dijabarkan sebagai berikut:
a.       Kebutuhan pembelajaran fisik
Kebutuhan fisik anak tunagrahita tidak sebatas misalnya makanan, minuman, pakaian, perumahan, perawatan badan dan kesehatan. Sedangkan kebutuhan fisik dalam kaitannya dengan pembelajaran antara lain membutuhkan sarana untuk bergerak,  bermain, berekreasi dan sebagainya. pembelajaran fisik ini sangat penting untuk mengoptimalkan kemampuan sensorimotoriknya.
b.      Kebutuhan pembelajaran kognitif
Aktivitas belajar berkaitan langsung dengan perkembangan kognitif dan kecerdasan. Di dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya dibutuhkan kemampuan dalam mengingat, memahami dan kemampuan untuk mencari hubungan sebab akibat. Berbagai aktifitas belajar tersebut antara lain membaca, menulis, berhitung, dan sebagainya. pembelajaran kognitif yang diberikan pada anak tunagrahita dimaksudkan untuk mengoptimalkan potensi akademik yang dimilikinya.
c.       Kebutuhan pendidikan kejiwaan
Kebutuhan ini berhubungan dengan mental anak tunagrahita, antara lain:
1)   Kebutuhan penghargaan
Anak luar biasa pun ingin di perhatikan, dipuji dan disapa dengan baik. Banyak orang tua dan guru dirasakan kurang hangat kepada anak tunagrahita, bahkan hampir tidak pemah menyatakan penghargaan terhadap kegiatan, sikap dan kelakuan anak. Yang paling penting adalah memberikan dukungan dan dorongan apabila anak menghadapi sesuatu yang menyulitkan.
2)   Kebutuhan akan komunikasi
Sebagai manusia, anak luar biasa juga ingin mengungkapkan diri. Mempunyai keinginan, ide dan gagasan. Walaupun itu kecil dan tidak berarti mereka sangat sukar menyampaikannya, akibatnya mereka mengekspresikan komunikasi itu dengan kerewelan-kerewelan dengan pola tingkah laku yang justru sulit dimengerti orang tua maupun orang di lingkungannya.
Apabila orang tua tidak memahami hal ini maka kebutuhan anak jadi tidak terpenuhi anak akan lebih terpukul apabila orangtua hanya mau berbicara satu arah yaitu membentak, menyuruh atau   memaki   tanpa  mau   berusaha,   memahami   keterbatasan komunikasi anak.
3)   Kebutuhan kelompok
Kebutuhan kelompok anak tunagrahita meliputi :
a)      Diakui sebagai anggota keluarga
b)      Mendapat pengakuan di depan teman-temannya
c)      Mendapat kedudukan dalam kelompok
d)     Mengerjakan sesuatu tanpa bantuan
e)      Pengalaman mencapai keberhasilan
f)       Kebutuhan Sosial
g)      Memerlukan kontak dan kerja sama dengan orang lain.
d.      Kebutuhan pembelajaran disiplin
Anak tunagrahita ringan perlu diajarkan mengenal dan berperilaku disiplin yang diperlukan sehingga mereka dapat menyesuaikan diri di lingkungan keluarga, sekolah,  dan masyarakat.

Anak tunagrahita memiliki kebutuhan khusus untuk mengoptimalkan pencapaian potensinya. Kebutuhan khusus anak tunagrahita ringan menurut Astati dan Mulyati (2010:26) bahwa kebutuhan khusus anak tunagrahita ringan adalah :

    Kebutuhan dalam Layanan Pembelajaran.Anak-anak tunagrahita memiliki potensi dalam belajar dan erat kaitannya dengan berat dan ringannya ketunagrahitaan. Kebutuhan khusus yang dimaksud adalah:a) Kebutuhan layanan pengajaran yang sama dengan siswa lainnya. Mereka hanya membutuhkan tambahan pengertian guru dan teman-temannya, tambahan waktu untuk mempelajari sesuatu.b) Kebutuhan layanan pembelajaran yang sangat khusus. Merka membutuhkan layanan, seperti: program stimulasi dan intervensi dini meliputi: terapi bermain, okupasi, terapi bicara, kemampuan memelihara diri dan belajar akademik.
    Kebutuhan Akan Penciptaan Lingkungan Belajar.Mereka membutuhkan lingkungan belajar seperti pengaturan tempat duduk yang disesuaikan kondisi anak-anak tunagrahita.
    Kebutuhan dalam Pengembangan Kemampuan Bina Diri.Anak tunagrahita membutuhkan konteks dan orientasi cerita yang dimulai dari hal yang konkrit kemudian ke hal abstrak.
    Kebutuhan dalam Pengembangan Kemampuan Sosial dan Emosi.Dalam hal berinteraksi membutuhkan hal-hal kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain, kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari label yang negatif, kebutuhan akan kenyamanan sosial, dan kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dengan adanya stimulasi sosial.
    Kebutuhan dalam Pengembangan Kemampuan Keterampilan.Beberapa keunggulan tunagrahita yang akan membawa mereka pada hubungannya dengan orang lain, meliputi: (a) spontanitas yang wajar dan positif, (b) kecenderungan untuk merespon orang lain dengan baik dan hangat, (c) kecenderungan merespon pada orang lain dengan jujur, dan (d) kecenderungan untuk mempercayai orang lain.

Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.

Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.

  Penggolongan Cerebral Palsy menurut derajat kecacatan meliputi:
·         Golongan ringan adalah mereka yang   dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas dan dapat menolong dirinya sendiri.
·         Golongan sedang adalah mereka yang membutuhkan treatment atau latihan untuk bicara, berjalan dan mengurus dirinya sendiri.
·         Golongan berat, golongan ini selalu membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara dan menolong diri sendiri.
 Penggolongan Cerebral Palsy menurut Topografi :
·         Monoplegia, adalah kecacatan satu anggota gerak, Al kaki kanan.
·         Hemiplegia, adalah lumpuh anggota gerak atas dan bawah, AI Tangan kanan dan kaki kanan.
·         Paraplegi, adalah lumpuh pada kedua tungkai kakinya. Diplegia. adalah lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kaki kanan dan kiri.

Rehabilitasi Medis
Fisioterapi adalah melatih otot-otot bagian badan yang mengalami kelainan, yang dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan medis.
Perangkat ortopedi adalah perangkat yang berfungsi untuk menguatkan bagian-bagian tubuh yang lemah atau layu.
Rehabilitasi psikososial adalah rehabilitasi yang dilakukan dengan harapan mereka dapat mengurangi dampak psikososial yang kurang menguntungkan bagi perkembangan dirinya.
Rehabilitasi vokasional atau karya adalah rehabilitasi penderita kelainan fungsi tubuh bertujuan member kesempatan anak tunadaksa untuk bekerja.
Dalam rehabilitasi medis ada beberapa teknik yang dapat digunakan, antara lain operasi ortopedi, fisioterapi, actives in daily living (ADL), occupational therapy atau terapi tugas, pemberian pemberian protease, pemberian alat-alat ortopedi, dan bantuan teknis lainnya.
Kebutuhan Anak Tuna Daksa.
Kali ini, saya akan memaparkan beberapa masalah tentang apa saja yang menjadi kebutuhan Anak Tuna Daksa;
1. Layanan Pendidikan Khusus
2. Mobilitas atau latihan pindah tempat
3. Bimbingan kemandirian ADL (Activity of Daily Living) / Kehidupan sehari-hari
4. Bimbingan psikologis
5. Bimbingan keamanan
6. Bimbingan Komunikasi
7. Bimbingan Orthosis dan Porsthetis